Pemerintah Belanda Menemukan Adanya 85 Pemumpang Pesawat dari Afrika Selatan Positif Covid-19

Amsterdam - Otoritas kesehatan Belanda menyampaikan adanya kemungkinan 85 peumpang dari dua penerbangan asal Afrika Selatan positif COVID-19.

Kedua penerbangan ini membawa sekitar 600 penumpang dari Cape Community dan Johannesburg, lalu tiba di Bandara Schipol Amsterdam dengan maskapai KLM, Jumat (26/11) kemarin.

Diberitakan Reuters, Sabtu (27/11), saat ini otoritas terkait tengah melakukan pengujian lebih lanjut untuk melihat apakah ada penumpang yang terinfeksi varian corona baru B.1.1.529 atau Omicron.

"Wisatawan dengan hasil tes positif akan ditempatkan dalam isolasi di sebuah resort di dekat Schipol," kata otoritas kesehatan Belanda.

"Dari hasil tes positif, kami sedang meneliti secepat mungkin apakah [penumpang positif terinfeksi] varian baru yang bernama Omicron," lanjut mereka.

Bahkan, penumpang pesawat sampai harus menunggu berjam-jam di landasan sebelum akhirnya dilakukan pengujian karena kekhawatiran varian baru tersebut.

"Tepuk tangan meriah karena ada bus yang dayang untuk membawa kita ... ke suatu tempat," cuit jurnalis New York Times, Stephanie Nolen, yang menjadi salah satu penumpang pesawat dari Johannesburg.

"Bus ke aula ada antrean besar. Saya bisa melihat penguji COVID-19 dengan APD biru dari kejauhan. Masih tidak ada makanan ringan untuk bayi yang sedih," lanjut Nolen.

Imbas dari adanya varian B. 1.1.529, pemerintah Belanda memutuskan melarang semua perjalanan udara dari Afrika Selatan, terhitung Jumat pagi kemarin. Sedangkan kasus-kasus positif yang ditemukan di Bandara Schipol sedang dianalisis untuk menentukan apakah spesimen tersebut adalah varian Omicron.

Pemerintah Belanda pun telah mengumumkan pembatasan kegiatan masyarakat imbas dari kasus COVID-19 yang meroket. Mulai dari penutupan bar, restoran, dan sebagian toko pada malam hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemerintah China Laporkan Kasus Pertama Varian Omicron

Sekjen PBB Antonio Guterres Melakukan Karantina Mandiri Setelah Terpapar Covid-19

Ada Sekitar Puluhan Negara Miskin yang Menolak 100 Juta Vaksin Karena Hampir Kadeluwarsa