Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

Pemerintah AS Siagakan 8.500 Personil Tentara, Siap Bantu Menolong Ukraina

Jakarta -  Militer Amerika Serikat (AS) pada Senin menyiagakan 8.500 pasukan yang siap dikerahkan ke Eropa jika diperlukan, di tengah ketegangan Ukraina dan Rusia setelah Rusia menempatkan pasukannya di dekat perbatasan Ukraina. Walaupun keputusan ini tidak memperkuat dukungan AS untuk Ukraina, yang bukan anggota NATO , ini menunjukkan meningkatnya persiapan NATO atas apa yang diyakini Washington dan Kyiv bahwa langkah Rusia menggerakkan pasukannya dianggap sebagai potensi invasi ke Ukraina. Juru bicara Pentagon, John Kirby menyampaikan, 8.500 pasukan AS diinformasikan terkait perintah siap dikerahkan sehingga mereka bisa mengisi barisan pasukan respon cepat NATO, jika aliansi memanggil mereka untuk bertugas. Tetapi Kirby menekankan, Menteri Pertahanan AS juga menginginkan jumlah pasukan yang tidak ditentukan jumlahnya "siap untuk kemungkinan lain juga." "Apa yang terjadi sekarang adalah membuat mereka siap dengan hambatan yang lebih singkat," jelas Kirby dalam jump

Ada Sekitar Puluhan Negara Miskin yang Menolak 100 Juta Vaksin Karena Hampir Kadeluwarsa

Jakarta -  Sejumlah negara miskin bulan lalu menolak lebih dari 100 juta dosis vaksin Covid-19 yang didistribusikan melalui program COVAX global. Utamanya penolakan ini karena tanggal kedaluwarsa mereka yang cepat. Demikian disampaikan pejabat UNICEF pada Kamis. Hal ini menunjukkan sulitnya memvaksinasi dunia terlepas dari meningkatnya pasokan vaksin, di mana COVAX segera mengirim 1 miliar dosis ke overall hampir 150 negara. "Lebih dari 100 juta telah ditolak di bulan Desember saja," jelas Direktur Divisi Pasokan UNICEF, Etleva Kadilli kepada anggota parlemen di Parlemen Uni Eropa, dikutip dari Reuters, Jumat (14/1). Alasan utama penolakan adalah pengiriman vaksin tersebut memiliki masa penyimpanan yang singkat. Kadilli menyampaikan, negara-negara miskin juga terpaksa menunda pasokan vaksin karena mereka tidak punya fasilitas penyimpanan yang cukup, termasuk kekurangan lemari pendingin untuk vaksin. Banyak negara juga menghadapi keraguan vaksin yang tinggi dan sistem kesehat